MPP WIROBRAJAN HADIRI LOKAKARYA MINI LINTAS SEKTORAL PUSKESMAS WIROBRAJAN

 WIROBRAJAN - Lokakarya Mini (LOKMIN) adalah suatu bentuk forum pertemuan yang merupakan penerapan dari manajemen penggerakan pelaksanaan di Puskesmas dengan tujuan untuk meningkatkan fungsi Puskesmas melalui penggalangan kerja sama tim baik lintas program maupun lintas sektor serta terlaksananya kegiatan Puskesmas sesuai dengan perencanaan.

Lokakarya Mini Lintas Sektor III (Lokmin Linsek III) Puskesmas Wirobrajan dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 19 September 2024 pukul 09.00 WIB bertempat di aula Bugis Kemantren Wirobrajan. Adapun Lokmin Linsek kali ini dihadiri oleh Mantri Pamong Praja Wirobrajan, Kepala Kepolisian Sektor (Ka.Polsek) Wirobrajan, Komandan Rayon Mitiler (Danramil) 010 Wirobrajan, Kepala KUA Wirobrajan, Kepala Puskesmas Wirobrajan, Lurah se-Kemantren Wirobrajan, Ketua TP PKK Kemantren Wirobrajan, Ketua TP PKK Kelurahan se-Kemantren Wirobrajan, Ketua LPMK se-Kemantren Wirobrajan, Ketua Kelurahan Siaga (Kesi) se-Kemantren Wirobrajan, Ketua Pokja IV TP PKK Kemantren Wirobrajan, Ketua Pokja IV TP PKKKelurahanse-Kemantren Wirobrajan, perwakilan Ketua RW, Koordinastor Kader Kelurahan se-Kemantren Wirobrajan, koordinator TPK kelurahan se-Kemantren Wirobrajan, staf jawatan Sosial Kemantren Wirobrajan, dan staf Puskesmas Wirobrajan.

Pemateri Lokmin Linsek III ini adalah Ibu dr Khairani Fitri (Kepala Puskesmas Wirobrajan). Beliau menyampaikan terkait profil Puskesmas Wirobrajan, Standar pelayanan Puskesmas Wirobrajan, dan Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) semester 1 tahun  2024 Puskesmas Wirobrajan yaitu 81,33.

Selain itu beliau menyampaikan tentang penyakit Japanese Encephalitis (JE) dan imunisasi JE.Japanese Encephalitis (JE) adalah penyakit radang otak (Ensefalitis) yang disebabkan oleh virus JE. Manusia dapat terinfeksi virus JE melalui vektor penyebar virus JE yaitu nyamuk Culex yang terinfeksi virus JE.Tanda dan gejala Ensefalitis biasanya muncul antara 4-14 hari setelah gigitan nyamuk (masa inkubasi) dengan gejala utama berupa demam tinggi yang mendadak, perubahan status mental, gejala gastrointestinal, sakit kepala, disertai perubahan gradual gangguan bicara, berjalan, adanya gerakan involuntir ekstremitas ataupun disfungsi motorik lainnya.Sampai saat ini belum ada obat khusus untuk menyembuhkan penyakit ini, hanya dapat mengurangi gejala (mencegah perburukan kasus). Oleh karena itu, upaya pencegahan sangat penting. Adapun intervensi yang paling utama dalam pencegahan dan pengendalian JE adalah pengendalian vektor baik secara kimiawi maupun non kimiawi, menjaga kebersihan lingkungan permukiman dan peternakan bebas dari habitat perkembangbiakan nyamuk penular JE, penguatan surveilans, dan imunisasi JE pada manusia di samping vaksinasi hewan (babi, kuda dan unggas). Imunisasi merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah JE pada manusia.

JE dapat dicegah dengan pemberian imunisasi dan menghindari gigitan nyamuk (vektor penular JE).Imunisasi Japanese Encephalitis (JE) adalah vaksin yang diberikan untuk mencegah penyakit Japanese Encephalitis, yaitu infeksi otak yang disebabkan oleh virus JE. Imunisasi JE diberikan pada anak umur 9 bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun selama masa kampanye imunisasi JE. Selanjutnya imunisasi JE termasuk dalam jadwal imunisasi rutin dan diberikan pada anak umur 10 bulan.